Rabu, 16 Oktober 2013

WIDJI THUKUL - SANG CORONG KAUM TERINJAK

Mameeen, kalian kelas XII? Ada tugas bahasa indonesia? Meringkaskah? oke oke, ini ane kemarin dikasi tugas sama guru bahasa indonesia buat meringkas biografi seorang sastrawan. simak ajaaaa yaaa. Semoga membantu. Cekidott mamen!!

Sastrawan Widji Thukul atau lebih populer dengan nama thukul lahir si Sorogen, Solo, 24 Agustus 1963 sebagai anak tukang becak. Mulai menulis puisi sejak SD. Bersama kelompok Teater Jagat, ia pernah mengamen puisi keluar masuk kampung dan kota.

Thukul seorang katholik. Pendidikan tertinggi Thukul adalah Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Solo jurusan tari sampai kelas dua. Putus sekolah pada tahun 1980 lantaran kesulitan uang yang kemudian menyambung hidupnya dengan berjualan koran, calo karcis bioskop dan tukang pelitur di sebuah perusahaan mebel.

Thukul aktif menyelenggarakan kegiatan teater dan melukis dengan anak-anak kampung Kalangan. Tahun 1984, kumpulan sajaknya yang berjudul Puisi Pelo Diterbitkan dalam bentuk stensilan oleh Taman Budaya Surakarta. Dan pada Juli 1987 Thukul mempublikasikan kumpulan terbarunya yang berjudul Suara yang ia produksi sendiri dalam bentuk fotokopian. Dia mengatakan bahwa dia sedang bellajar untuk tidak bergantung pada lembaga-lembaga kesenian resmi.

Pada Tahun 1992 Thukul mengikuti demonstrasi pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil Sariawan Asli Solo. Thukul juga aktif dalam Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker). Tahun 1994, Thukul memimpin massa aksi petani di Ngawi, Jawa Timur dan melakukan orasi yang kemudian dia di tangkap serta dipukuli oleh militer. Tahun 1995, Thukul mengalami cidera mata kanan karena dibenturkan pada mobil oleh aparat dalam aksi protes karyawan PT Sritex. Peristiwa 27 Juli 1998 menghilangkan jejaknya. hingga saat ini Thukul merupakan salah satu dari belasan aktivis yang hilang. Sejak April 2000, Thukul dinyatakan hilang samoai sekarang. Forum Sastra Surakarta (FSS) dimonitori penyair Sosiawan Leak dan Wowok Hesti Prabowo mengadakan forum solideritas berjudul " Thukul Pulanglah".

Tahun 1989, Thukul pernah diundang membaca puisi di Kedubes Jerman di Jakarta oleh Goethe Institut dan pernah tampil mengamen puisi pada Pasar Malam Puisi, Jakarta. Pada tahun 1991 bersama WS Rendra, Thukul memperoleh Wertheim Encourage Award.  Dan pada tahun 2002 dianugrahi penghargaan "Yap Thiam Hien Award 2002" serta film dokumenter tentangnya yang dibuat oleh Tinuk Yampolsky.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar