![]() |
Judul
buku : EDENSOR
Pengarang : Andrea Hirata
penerbit : PT Bentang Pustaka
Tebal buku : xii + 290 hlm, 20,5 cm
Terbit : Oktober 2008 (cetakan 17)
Aku ingin mendaki puncak
tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya dan memecahkan
misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun
bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku
mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain
seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat,
mengganda, berkembang, terurai dan berpencar kearah yang mengejutkan. Aku ingin
ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku
ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin
mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung
dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang
menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku
ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Edensor merupakan novel ke 3 dari tetralogi Laskar
pelangi yang menceritakan perjalanan Andrea(Ikal) dan sahabat karibnya yaitu
Arai. Bermula pada tawaran beasiswa dari Uni Eropa sebagai keberuntungan terbesar
yang mengantarkan Arai dan Ikal pada penjelajahan besar musim panas
mengelilingi Eropa mengikuti gaya backpaker canara yang menjadi mimpi mereka sejak kecil tanpa
bermodal uang berjuta-juta, melainkan semangat keberanian dan keuletan dari dua
sahabat ini. Universitas Sorbonne Perancis telah mengenalkan mereka dengan
mahasiswa dari berbagai Negara dan mengharuskan dua sahabat itu untuk
menyeleaikan pendidikannya.
Kerinduan dan pencarian Andrea pada A Ling perempuan
masa kecil yang sangat dicintai dan dicarinya telah membuka petualangan dan
kenyataan tentang Edensor yaitu desa khayalan dalam sebuah novel pemberian A
Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.
Penjelajahan Ke Eropa yang
penuh halangan rintangan tak menyurutkan semangat andrea untuk menemukan A Ling,
namun dia harus menerima hasil bahwa pencariannya gagal hingga kemudian dia
tiba di Edensor dalam sebuah perjalanan yang tidak direncanakan yaitu pada
perjalanan di inggris dan dia sangat kaget ketika melihat panorama seperti
lukisan pada novel yang diberikan A Ling kepadanya sebagai kado.
Kepada seorang ibu yang
lewat aku bertanya, “ ibu, dapatkah memberi tahuku nama tempat ini?”
Ia menatapku lembut, lalu
menjawab
“Sure lof, it’s Edensor……”
Dalam setiap mozaiknya, Edensor
membawa kita seolah merasakan sendiri perjalanan Arai dan Ikal ke tempat-tempat
mengesankan dan sangat spektakuler dengan berbagai kejadian yang menyenangkan,
mencekam dan kejadian lucu sampai berurai air mata. Disini penulisnya di
inspirasi oleh pengalaman hidup Andrea Hirata sendiri. Andrea Hirata yang lahir
di Belitong merupakan penulis yang hebat, dibuktikan dengan tetralogi Laskar
Pelangi yang dikarangnya. Meskipun dalam penulisannya Andrea banyak menggunakan
gaya bahasa yang cukup sulit untuk dipahami dan ada beberapa kata yang tidak
dimengerti sehinga membuat pebacanya bingung, terutama orang awam. Namun hal
itu bisa tertutupi oleh kelebihan-kelebihan yang lainnya. Andrea berpendidikan
ekonomi dari Universitas Indonesia dan mendapat beasiswa ke Eropa untuk
mengikuti studi master of science di Universute de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University.
Karena ceritanya yang sangat inspiratif
Edensor sangat cocok untuk bacaan siswa SMP, SMA/SMK dan Universitas sehingga
dapat memotifasi semangat mereka dalam belajar dan menggapai semua mimpi
menjadi kenyataan. Semangat juang dua orang sahabat dalam perjuangannya meraih
mimpi, menempuh pendidikan dan pencarian cintanya masing-masing tanpa kenal
lelah yang dihadapi dengan berani dan tak takut untuk bermimpi, maka disinilah
kita harus mencontoh. Jika kita ingin menggapai cinta dan mewujudkan mimpi,
maka kita harus bejuang untuk mimpi itu dan pantang untuk menyerah. Percayalah,
sukses milik semua orang dengan catatan dia mau berusaha.(oleh farikhahtin)
0 komentar:
Posting Komentar